Jadi
search engine nomer satu udah, mendefinisikan-ulang e-mail udah, memetakan
dunia udah, bikin OS buat mobile device udah, bikin browser sendiri udah, apa
lagi yang dilakukan Google? Jawabannya kembali ke dasar semua praktik
komputasi. Google memperkenalkan Go, bahasa
pemrogramannya sendiri.
Sama kayak produk-produk Google lainnya, awalnya
dilatarbelakangi ketidakpuasan dengan standar yang ada, dalam hal ini bahasa
pemrograman seperti C, C++, dan Java, kemudian didukung oleh kebijakan
penggunaan 20% waktu kerja pegawainya untuk mengembangkan hal yang mereka
inginkan sendiri, lahirlah Go.
Yang
ditawarkan oleh Go adalah bahasa yang simpel dan cepat di-compile. Syntaxnya kurang lebih
mirip dengan C. Go juga mengelola pemakaian memory dengan lebih efisien
dan memberikan fasilitas garbage-collector,
yang ngga dimiliki oleh C. Juga sesuai dengan arsitektur komputer masa kini
dengan prosesor multicore,
Go sangat mendukung concurrency atau
eksekusi perintah bersamaan.
Perjalanan
Go buat jadi bahasa pemrograman yang umum dipakai sih kayaknya masih jauh.
Walau menurut mereka bahasanya sendiri sudah mature,
tapi untuk pemakaian di level production
dianggap belum siap. Pun penggunaannya lebih ditujukan ke
pengembangan sistem, misalnya web server, ketimbang untuk membuat aplikasi.
Google
merilis Go sebagai proyek open source dan menghimbau pengembang sistem untuk
mencoba dan mengembangkan Go lebih jauh. Layaknya bahasa pemrograman lain,
dukungan dari penggunanyalah yang akan bisa membuat Go diterima khalayak lebih
luas.
Saat
ini Go baru tersedia untuk Linux dan Mac OS X, dan compilernya tersedia dalam
dua jenis, masing-masing untuk arsitektur x86 64-bit dan 32-bit. Buat yang
langsung pengen coba-coba bisa langsung install Go, kemudian cobain tutorialnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar